Neuralgia oksipital adalah kondisi nyeri yang terjadi pada area belakang kepala, tepatnya di sepanjang saraf oksipital. Saraf ini menghubungkan tengkorak dengan otak, dan nyeri yang timbul bisa sangat intens serta mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengobatan untuk neuralgia oksipital dapat mencakup berbagai metode, termasuk penggunaan obat-obatan yang dapat dibeli di apotik.
Gejala Neuralgia Oksipital
Gejala neuralgia oksipital umumnya meliputi nyeri tajam atau berdenyut di area belakang kepala dan leher. Rasa nyeri ini dapat menyebar ke bagian atas kepala dan di sekitar mata. Beberapa pasien juga melaporkan rasa terbakar atau sensasi seperti tersengat listrik.
Obat yang Digunakan untuk Neuralgia Oksipital
Obat-obatan yang tersedia di apotik untuk mengatasi neuralgia oksipital meliputi analgesik non-steroid (NSAID) seperti ibuprofen dan naproxen, serta obat antikonvulsan seperti gabapentin yang dapat membantu mengurangi nyeri saraf. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
Perawatan dan Pencegahan
Selain obat-obatan, terapi fisik dan teknik relaksasi juga dapat membantu meredakan gejala neuralgia oksipital. Melakukan latihan peregangan secara teratur dan menjaga postur tubuh yang baik dapat mengurangi tekanan pada saraf oksipital. Menghindari pemicu seperti stres atau posisi tidur yang buruk juga penting untuk pencegahan.
Kesimpulannya, neuralgia oksipital adalah kondisi yang memerlukan perhatian medis dan perawatan yang tepat. Obat-obatan dari apotik dapat memberikan bantuan yang signifikan, namun kombinasi dengan terapi fisik dan perubahan gaya hidup seringkali diperlukan untuk hasil yang optimal.
…
Read moreJakarta (ANTARA) – Internet membawa banyak manfaat, terlebih pada masa pandemi seperti saat ini di mana pembelajaran harus dilakukan secara jarak jauh, namun kekerasan non-fisik juga bisa dialami anak mulai dari hal yang ditampilkan pada layar gawai itu sendiri.
Asisten Deputi Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat dan Pornografi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA RI), Ciput Eka Purwianti, menyebut tiga risiko bagi anak mengalami kekerasan di ranah daring.
"Pertama, mereka rentan untuk mengalami kekerasan siber, ini bisa termasuk eksploitasi seksual daring, terekspos pada tindakan menyakiti diri sendiri, bunuh diri, kemudian mereka juga bisa terkontaminasi dengan konten-konten radikalisme dan eksploitasi lainnya yang kita sudah banyak kasusnya," ujar Ciput dalam temu media secara daring belum lama ini.
Risiko selanjutnya, menurut Ciput, adalah adiksi siber. Beberapa kota di Tanah bahkan telah melaporkan kasus ini. Anak usia di bawah 10 tahun sudah adiksi pada gawai, termasuk adiksi pada game online juga adiksi pada pornografi.
Berikutnya, risiko lain yang banyak terjadi tanpa disadari adalah perundungan siber. Kebanyakan anak menerima perundungan siber secara online dari teman sebanyak, namun juga orang dewasa.
Baca juga: Tips menjaga anak di dunia internet
Baca juga: Tips bagi orangtua agar anak aman di ranah online
Kekerasan anak di medsos
Data tentang kekerasan yang dialami anak-anak di media sosial, dari Yayasan Plan International Indonesia pada 2020, menunjukkan ancaman terbesar adalah kekerasan seksual.
"96 perse…
Read moreRekomendasi Game Online PC 2024 – Video game saat ini hadir dalam berbagai bentuk dan platform. Para pemain tentunya memiliki banyak pilihan untuk melakukan aktivitas hiburan tersebut. Salah satu platform Game yang asik digunakan adalah PC.
Banyak sekali game PC yang dapat dimainkan. Dan pada artikel kali ini, Gamebrott akan memberi 50 rekomendasi yang bisa dimainkan secara online di PC bersama teman sambil seru-seruan tahun 2024.
Disclaimer: Artikel ini dibuat berdasarkan rekomendasi Game Online PC dari Penulis. Dari sekian banyak game yang bisa dimainkan secara online di PC, Penulis harus memilih 50 game yang harus kalian coba mainkan bersama teman-teman.
Daftar isi
Hak Cipta © 2024 Omahpustaka. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.