Ulaanbaatar, Mongolia, menjadi lokasi kualifikasi pertama Basketball Champions League (BCL) Asia. Pelita Jaya mengungkap tantangan terbesarnya main di sana.
Bersama tuan rumah Mongolia, Pelita Jaya bakal tergabung dengan Singapura dan Thailand di Grup B. Mereka akan memperebutkan tempat demi lolos ke kualifikasi kedua di Jakarta.
Bagi tim yang juara di round pertama di Ulaanbaatar, pada 3-7 April, akan langsung main di round kedua. Sementara runner up bakal tanding kembali melawan peringkat ketiga Grup A.
Nantinya, pemenang dari pertemuan tersebut akan melaju ke tahap Qualifier ke-2 di Jakarta. Dengan begitu, 4 tim akan bersaing di Jakarta untuk perebutkan tiket ke BCL Asia 2024.
Pelita Jaya sendiri mematok target langsung lolos ke tahap Qualifier kedua di Jakarta, meskipun tantangannya diketahui bakal berat. Pelatih Pelita Jaya Johannis Winar, yang menyebut tantangan besar bagi timnya ialah recovery dan suhu di Ulanbataar.
“Challenge-nya adalah bagaimana mengatur program recovery-nya. Itu yang paling penting karena kalau enggak diatur bagus, akan berefek pada penampilan pemain,” kata Johannis dalam jumpa persnya di kawasan Kuningan, pada Rabu (20/3/2024).
“Dari Indonesia ke sana (Ulaanbaatar) cukup panjang jadi harus benar-benar diatur program pemulihannya,” lanjutnya.
Tantangan kedua, sebut pelatih yang karib disapa Ahang ini, adalah perbedaan suhu.
“Main di ibu kota yang tertinggi di dunia dan sangat dingin itu jadi tantangan lain lagi, bagaimana mempersiapkan pemain untuk menghadapi situasi begitu,” tutur pelatih berusia 53 tahun ini.
“Kalau taktik dan teknik dengan pemain yang kita punya masih bisa dieksekusi. Tapi faktor perbedaan itu yang menurut saya, karena saya juga pernah ke Mongolia, di sana sangat jauh bedanya,” dia mengungkapkan.
“Pemain kita tak biasa adjust dengan suhu dingin. Waktu itu belum minus, itu tantangannya dalam beradaptasi. Sekarang -10 derajat. Jadi program recovery dan adaptasi terhadap suhu udara itu yang penting saat ini,” kata Johannis.