Optimisme Ricky Soebagdja soal Masa Depan Bulutangkis Menuju Paris 2024

Bulutangkis Indonesia menatap Olimpiade 2024 Paris yang akan dimulai tujuh bulan lagi. Para atlet kini masih berjuang untuk mengumpulkan poin menuju multivent terbesar sejagat raya tersebut.

Peraih medali emas ganda putra Olimpiade 1996 Atlanta, Ricky Soebagdja, menatap masa depan bulutangkis Indonesia dengan optimistis. Meskipun saat ini kondisi prestasi Merah-Putih belum bisa dikatakan konsisten.

“Kita akui memang masih belum konsisten (prestasinya), akan tetapi bagi saya dengan persiapan yang ada, fokus, tak tertutup kemungkinan medali bisa didapatkan,” kata Ricky kepada detikSport, dalam acara Meet and Greet with Badminton Legends, di Asuka Badminton Hall, Jakarta, pada Senin (13/11/2023).

Ricky hadir bersama legenda bulutangkis lainnya, Carmelita, untuk melakukan pertandingan bulutangkis bersama Wellous Indonesia.

Diketahui, menuju Olimpiade masing-masing NOC dapat mengirimkan dua wakilnya baik nomor single maupun double. Dengan catatan, atlet-atlet tunggal tersebut berada di daftar 16 besar. Sementara nomor ganda dapat mengirimkan dua wakil jika berada di peringkat delapan besar.

Nah, atlet-atlet Indonesia yang sejatinya sudah bisa dikatakan aman yaitu wakil dari sektor tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting yang kini menempati peringkat kelima ranking road to Olympic, serta ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di peringkat ketujuh.

Sementara tunggal putra Indonesia lainnya, Jonatan Christie, kini berada di peringkat kedelapan, dan berpotensi tergeser jika tidak konsisten.

Baca juga: Indonesia Kirim 18 Wakil ke Japan Masters 2023, Kevin/Rahmat Main Lagi

Sedangkan sektor tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, berada di peringkat kesembilan. Pada sektor ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, berada di posisi kedelapan, dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana di peringkat ke-10.

Satu-satunya sektor yang tidak masuk dalam delapan besar ialah ganda campuran. Saat ini, Rinov Rivaldy/Phita Haningtyas berada di peringkat ke-14 road to Paris.

“Ya, intinya harus benar-benar dimanfaatkan waktu yang ada, karena menurut saya peluang itu masih ada. Saya yakin betul bisa, bukan keajaiban ya. Yang penting harus menyiapkannya betul-betul dengan sisa waktu yang ada,” ujar Ricky.

“Kan masih ada turnamen dan saya rasa waktunya masih cukup karena (penutupan poin) Olimpiade itu April-Mei ya. Katakan lah Fajar/Rian butuh berapa turnamen lagi, itu semuanya harus dihitung benar sampai menjelang ke sana (Olimpiade),” tuturnya.

Optimisme Ricky juga didukung PBSI yang kini membentuk tim Pokja dalam usaha meraih kesuksesan di Olimpiade 2024. Hal ini tak lepas dari status badminton yang selalu menjadi andalan di multievent empat tahunan tersebut.

Tim Pokja PBSI itu melibatkan Fadil Imran sebagai pemimpin, juga dokter, profesor, sports science, dan pakar motivasi. Selain itu ada pula legenda bulutangkis, juga peraih medali emas Olimpiade. Salah satu yang sudah bergabung ialah legenda hidup bulutangkis Christian Hadinata.

“Waktu zaman saya juga ada (tim Pokja), tapi lupa berapa lama sebelum (Olimpiade). Tapi itulah (nanti) yang lebih fokus lagi tim itu,” Ricky menandaskan.

Baca juga: Ambisi Anthony Ginting Kejar Emas Olimpiade

Related Posts

Hak Cipta © 2024 Omahpustaka. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.